Taman Budaya Yogyakarta Disebut Gantikan Sulteng


Taman Budaya Yogyakarta. foto: iradio.fm
JAKARTA - Keluarga besar  Taman Budaya se-Indonesia, turut prihatin dan simpati dengan para korban gempa dan tsunami Palu-Donggala, khususnya Taman Budaya Sulawesi Tengah.

Sehubungan dengan bencana tersebut, Kepala UPTD Taman Budaya dan Permuseuman Sulawesi Tegah Sri Ramlah Sari, mengaku bakal batal menjadi tuan rumah Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia, tahun 2019. Meskipun , menjadi tuan rumah merupakan cita-cita sejak lama, dan telah mendapat dukungan  Gubernur Sulawesi Tengah (kabare.id, 3/10/2018)

"Gempa dan tsunami itu kan termasuk force majeure. Jadi batal pun ya ndak papa,"  tutur mantan Ketua Forum Taman Budaya se-Indonesia, Sukatno, yang dihubungi via saluran telpon, Rabu (3/10/2018). Dia menambahkan, mungkin Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai tuan rumah Temu Karya Taman Budaya se Indonesia, tahun 2020 bisa maju menggantikan Palu.

Sukatno berjanji akan membicarakan hal ini dengan rekan-rekan sejawatnya, khususnya Kepala Taman Budaya Maluku Samuel A.Toisuta, sebagai Ketua Forum yang baru.  Sukatno yang mengetuai forum ini selama lima tahun berturut-turut (2013-2018), akan memasuki masa pensiun tahun depan, menyerahkan tongkat estafet kepada Samuel, di tengah perhelatan Temu Karya Taman Budaya se Indonesia di Kalimantan Tengah, September silam. Keputusan bahwa Sulteng akan menjadi tuan rumah Temu Karya Taman Budaya se Indonesia tahun 2019, diambil ketika ia masih menjabat ketua forum.

Fokus ke Pemulihan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, memberikan tanggapan bahwa yang mendesak untuk kita lakukan bersama adalah bagaimana memulihkan Sulawesi Tengah (Palu, Donggala, dan lain-lain). "Kesenian adalah bagian sangat penting dari proses pemulihan, tapi untuk membebani daerah saat ini dengan penyelenggaraan acara rasanya tidak bijak," tandasnya via WhatsApp.

Dalam kaitan proses pemulihan di Sulawesi Tengah itu, menurut Hilmar, pihaknya sudah merencanakan berbagai kegiatan, seperti di Lombok, yang belum lama ini juga terkena gempa. Apa saja kegiatan itu, Hilmar belum merinci.


Dihubungi secara terpisah Direktur Kesenian Restu Gunawan menambahkan bahwa  yang punya kewenangan menentukan pengganti tuan rumah Temu Karya  Taman Budaya se Indonesia tahun 2019 itu kewenangan Forum Taman Budaya.

Selaras dengan Hilmar, sekarang ini menurut Restu, lebih baik fokus tanggap darurat dulu. Setelah selesai itu, mungkin kita pikirkan program seni untuk anak-anak, guna menghilangkan trauma baik di Lombok maupun Sulawesi Tengah. Untuk menangani hal itu, kita bisa kerjasama dengan komunitas-komunitas seni. [kabare]


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Taman Budaya Yogyakarta Disebut Gantikan Sulteng"

Post a Comment