PALU, - Pimpinan DPRD Sulawesi Tengah
(Sulteng) mengingatkan pemerintah Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, agar
benar-benar mendata dengan baik jumlah korban yang masih hilang atau dipastikan
meninggal dunia akibat gempa bumi disertai tsunami dan likuefaksi yang melanda
ketiga wilayah itu, pada 28 September 2018 lalu.
Wakil Ketua
DPRD Sulteng Muharram Nurdin mengatakan, data korban meninggal dunia maupun
hilang akibat bencana alam tersebut masih simpang siur sampai sekarang.
“Hal ini
harus dituntaskan pada masa transisi darurat menuju pemulihan, mengingat fase
ini berakhir pada 26 Desember, dan masalah data jumlah korban termasuk yang
harus diselesaikan di fase ini,” kata anggota Fraksi PDI-P tersebut, kepada SP,
Senin (26/11/2018).
Menurut
Muharram, pemda saat ini masih hanya berpegang pada data sementara yang
dikeluarkan satuan tugas gabungan terpadu (Satgasgabpad) penanganan bencana
Sulteng, padahal data tersebut bersifat sementara.
“Kita
meyakini masih lebih banyak lagi korban yang belum ditemukan sampai saat ini,
dan menjadi tanggung jawab pemda untuk memastikan keberadaan mereka,” kata
Muharram.
Ia meminta
Pemkot Palu, Sigi, dan Donggala agar melibatkan partisipasi masyarakat dalam
mendata jumlah korban. “Dalam rapat di dewan, kami sudah mengusulkan agar pemda
segera membuat posko pengaduan sehingga warga akan memberi informasi atau
mengadukan siapa-siapa anggota keluarganya yang belum ditemukan,” kata
Muharram.
Ia
menegaskan, data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
khususnya mengenai jumlah korban tewas maupun hilang, belum valid dan harus di up
date.
Menurut
Muharram, korban likuefaksi di Desa Jono Oge, Kecamatan Sigi Biromaru,
Kabupaten Sigi, sampai berakhir masa tanggap darurat bencana, tak ada yang bisa
dievakasi.
Namun ia salut pada Pemkab Sigi, yang sudah bisa menyajikan data
korban secara lengkap nama maupun alamatnya (by name and by adress), sehingga
warga di sana sudah memastikan kondisi keluarga mereka yang meninggal maupun
hilang (belum ditemukan).
Tak Ada
Upaya
Senada dengan itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sulteng Muhammad Masykur mengatakan, validasi data korban sangatlah penting dan ini menjadi prioritas penanganan dalam masa transisi darurat menuju pemulihan yang berakhir 26 Desember 2018.
Menurutnya,
selain data korban meninggal dunia yang sudah ditemukan dan telah
dipublikasikan ke masyarakat melalui BNPB, diperkirakan masih ribuan lagi
korban yang belum ditemukan terutama di daerah likuefaksi terparah di Kelurahan
Petobo dan Perumnas Balaroa.
“Pemda
seolah tak ada upaya untuk mengindentifikasi secara pasti jumlah korban di
Petobo dan Perumnas Balaroa. Hal ini telah membuat banyak keluarga korban yang
kecewa,” kata Masykur, Senin.
Data pasti
jumlah korban, kata Masykur, sangatlah penting karena hal ini terkait erat
dengan hak-hak para korban sebagai warga negara. Ia menyesalkan karena DPRD
Sulteng secara institusi tidak dilibatkan sema sekali dalam pembahasan mengenai
penanganan bencana gempa tersebut.
“Ini kita
sudah protes ke eksekutif (Pemprov Sulteng), karena DPRD sebagai institusi sama
sekali tak pernah dilibatkan dalam forum-forum pertemuan baik kitu melibatkan
pemerintah puusat maupun pemerintah daerah dalam membahas mengenai penanganan
bencana,” katanya.
baca juga :
Demikian
juga hunian sementara (huntara) yang saat ini tengah dibangun Kementerian PUPR,
kata Masykur, diperkirakan belum menyentuh kebutuhan yang sebenarnya.
Ia
menjelaskan, ada dua jenis lokasi huntara yang seharusnya dibangun untuk korban
bencana. Yaitu huntara untuk korban likuefaksi yang lokasinya ditentukan oleh
pemda dan huntara yang seharusnya dibangun di depan pekarangan rumah warga
sesuai keinginan warga yang tidak terdampak likuefaksi tapi rumah-rumahnya
hancur tak bisa lagi ditinggali.
“Contoh di
beberapa lokasi di Kecamatan Dolo, Sigi, dan Kulawi banyak sekali rumah warga
yang hancur dan tak bisa lagi ditinggali dan warganya mengungsi di depan rumah mereka.
Warga setempat minta agar dibangunkan huntara di rumah mereka yang sudah hancur
itu,” kata Masykur.
Warga
tersebut, kata Masykur, memilih mengungsi di depan rumah mereka sambil menjaga
harta bendanya agar tidak dicuri orang.
Kabag Umum
Pemkot Palu, Akram, yang dikonfirmasi tentang masalah ini, Senin, mengatakan,
masalah pendataan korban saat ini sedang dalam proses. “Masih divalidasi, dan
segera akan disampaikan ke publik,” katanya. [beritasatu]
0 Response to "DPRD Sulteng Ingatkan Pemda Validkan Data Korban Bencana"
Post a Comment