DARAH Pelukis mengalir deras dari gen ayahnya, yang namanya tidak asing lagi bagi kalangan seniman pelukis Kota Palu, Endeng Mursalim. Bakat melukis mulai dia asah sejak masih di bangku sekolah dasar, hingga mengantarnya meraih penghargaan sebagai Tokoh Pelukis Remaja Nasional, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dari Indonesia Timur.
Elansyah Putra Merdeka, kini terdaftar sebagai mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Komunikasi Universitas Tadulako. “Baru masuk tahun ini,” kata Elan, yang keluaran SMA Negeri 1 Palu itu.
Elan, begitu dia biasa dipanggil singkat namanya, atas bimbingan dan dukungan ayahnya, mengikutkan sekitar 30 karyanya untuk mengikuti nominasi tokoh remaja pelukis Indonesia, kategori usia 10-15 tahun.
Penghargaan itu akan diserahkan pihak kementerian pada Oktober mendatang. Dan pada peringatan HUT ke-70 RI kali ini, Elan mendapat penghargaan dari Pemerintah Kota Palu, sebagai tokoh budayawan remaja bidang seni lukis Sulawesi Tengah.
Penghargaan dari Pemkot Palu itu diserahkan kepada Elan, usai pelaksanaan upacara bendera peringatan HUT RI di Kantor Wali Kota, Senin (17/8). Bersamaan dengan penyerahan penghargaan satya lencana PNS di lingkup Pemkot Palu.
Elan juga mendapat panggilan khusus Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, juga dalam rangka untuk menerima penghargaan serupa dari Pemkot Palu.
Kepada Metrosulawesi, Elan mengaku, meski hingga saat ini dia masih menggeluti seni lukis aliran realis, namun tidak menutup kemungkinan kedepan dia akan hijrah ke aliran lainnya. Karena dia tahu, bahwa seni lukis memiliki banyak cabang aliran.
“Sekarang ya masih semacam jari jatidiri lah,” ucapnya.
Selama ini, karya lukis yang dia buat melukis kembali foto wajah, mulai tema adat, anak hingga narkoba. Dan salah satu karyanya yang pernah meraih juara adalah tema penyalahgunaan narkoba.
Meski dia telah terdaftar sebagai mahasiswa baru Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Untad, Elan berharap di Sulteng ada jurusan khusus bidang kesenian. “Seperti Institute Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta, supaya kalau ingin ada yang belajar seni, tidak jauh-jauh lagi ke Jogja,” harapnya.
Padahal, menurut Elan, cukup banyak potensi pelukis di daerah ini. Namun dia, juga menyadari, bahwa di daerah ini bidang seni lukis belum terlalu dilirik pihak-pihak berwenang untuk mendapat pembinaan dan pengembangan.
Untuk komunitas pelukis muda sendiri, Elan mengakui memang belum ada di Kota Palu. Namun dia berkomunikasi aktif dengan pelukis-pelukis muda Kota Palu.
“Kalau komunitas memang belum ada, paling cuma dengan teman-teman yang sama-sama hobi melukis,” katanya.
Selain segera menerima penghargaan dari Kemendikbud, dan telah menerima penghargaan dari Pemkot maupun Pemprov, ternyata selama ini bakat Elansyah cukup membantu dirinya untuk mendapat tambahan uang jajan sekolahnya.
tulisan ini juga dimuat di Metro Sulawesi
Elansyah Putra Merdeka, kini terdaftar sebagai mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Komunikasi Universitas Tadulako. “Baru masuk tahun ini,” kata Elan, yang keluaran SMA Negeri 1 Palu itu.
Elan, begitu dia biasa dipanggil singkat namanya, atas bimbingan dan dukungan ayahnya, mengikutkan sekitar 30 karyanya untuk mengikuti nominasi tokoh remaja pelukis Indonesia, kategori usia 10-15 tahun.
Penghargaan itu akan diserahkan pihak kementerian pada Oktober mendatang. Dan pada peringatan HUT ke-70 RI kali ini, Elan mendapat penghargaan dari Pemerintah Kota Palu, sebagai tokoh budayawan remaja bidang seni lukis Sulawesi Tengah.
Penghargaan dari Pemkot Palu itu diserahkan kepada Elan, usai pelaksanaan upacara bendera peringatan HUT RI di Kantor Wali Kota, Senin (17/8). Bersamaan dengan penyerahan penghargaan satya lencana PNS di lingkup Pemkot Palu.
Elan juga mendapat panggilan khusus Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, juga dalam rangka untuk menerima penghargaan serupa dari Pemkot Palu.
Kepada Metrosulawesi, Elan mengaku, meski hingga saat ini dia masih menggeluti seni lukis aliran realis, namun tidak menutup kemungkinan kedepan dia akan hijrah ke aliran lainnya. Karena dia tahu, bahwa seni lukis memiliki banyak cabang aliran.
“Sekarang ya masih semacam jari jatidiri lah,” ucapnya.
Selama ini, karya lukis yang dia buat melukis kembali foto wajah, mulai tema adat, anak hingga narkoba. Dan salah satu karyanya yang pernah meraih juara adalah tema penyalahgunaan narkoba.
Meski dia telah terdaftar sebagai mahasiswa baru Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Untad, Elan berharap di Sulteng ada jurusan khusus bidang kesenian. “Seperti Institute Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta, supaya kalau ingin ada yang belajar seni, tidak jauh-jauh lagi ke Jogja,” harapnya.
Padahal, menurut Elan, cukup banyak potensi pelukis di daerah ini. Namun dia, juga menyadari, bahwa di daerah ini bidang seni lukis belum terlalu dilirik pihak-pihak berwenang untuk mendapat pembinaan dan pengembangan.
Untuk komunitas pelukis muda sendiri, Elan mengakui memang belum ada di Kota Palu. Namun dia berkomunikasi aktif dengan pelukis-pelukis muda Kota Palu.
“Kalau komunitas memang belum ada, paling cuma dengan teman-teman yang sama-sama hobi melukis,” katanya.
Selain segera menerima penghargaan dari Kemendikbud, dan telah menerima penghargaan dari Pemkot maupun Pemprov, ternyata selama ini bakat Elansyah cukup membantu dirinya untuk mendapat tambahan uang jajan sekolahnya.
tulisan ini juga dimuat di Metro Sulawesi
0 Response to "Elansyah Putra Merdeka, Perupa Muda Dari Palu"
Post a Comment