Difabel Bukan Penghalang Kinerja

aginamo
Gatot Setiawan
Sekilas pandang mata, tak ada yang aneh di Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Palu. Namun, suasana berbeda akan terasa, saat kita berurusan dengan Bidang Pengendalian dan Pengawasan Ruang.

Secara fisik, tak ada yang aneh pula, pada salah seorang pegawai yang sehari-hari bertugas menginput data ke komputer. Penampilan dan mimik mukanya kalem, mengenakan seragam pegawai intansi pemerintah, tak ketinggalan wajah tampan yang selalu dihiasi senyum manis.

Rekan-rekan kantornya biasa memanggil Gatot. Nama lengkapnya Gatot Setiawan. Namun dia menjadi pegawai istimewa, bukan karena kekurangannya, tetapi justru pada kelebihannya.
Pemuda yang lahir pada 12 Maret 1991 di Biromaru ini merupakan penyandang difabel Tuna Rungu. Meski begitu, serta baru lima bulan mengabdi di Dinas Tata Ruang, tak nampak canggung apalagi minder dari sosok Gatot.

Dia juga diakui mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Karena dia mampu berkomunikasi dengan rekan-rekannya untuk urusan pekerjaan, meski dengan menggunakan bahasa isyarat.
Gatot yang juga aktif di lembaga Gerakan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Sulawesi Tengah ini, menyandang sebagai Randa Kabilasa kategri khusus dengan gelar mister deaf 2014, pada Festival Teluk Palu 2014.

“Saya ikut Festival Teluk Palu pemilihan Randa Kabilasa Kota Palu 2014, dn saya terpilih sebagai juara kategori khusus Randa Kabilasa dengan gelar Mister Deaf Palu 2014,” SMSnya
Kepada Metro Sulawesi, anak pertama dari enam bersaudara itu, melalui pesan singkatnya juga mengaku bahwa keberadaanya di tempat kerja tersebut juga tidak lepas dari peran serta Gerakan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) yang berada dibawah pimpinan bapak Yasin.

Dia juga bersyukur, karena berkat program wali sendiri yang memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas, seperti Gatot sehingga dapat mengabdi kepada masyarakat, mengantarkan dirirnya kemeja kerja yang tidak semua orang yang senasib seperti dirinya mampu mengembannya. Selain itu juga, kemampuannya mengoperasikan komputer, baca tulis dan cepat merespon setiap instruksi, juga menjadi salah satu faktor yang mendukung eksistensi dirinya di tempat tesebut.

“Waktu itu kan di kenalkan di apel pagi, baru juga programnya pak wali yang memberikan kesempatan sama orang kaya dorang-dorang ini. Apalagi ada prestasinya juga, dia ini kan pernah ikut pemilihan Randa Kabilasa juga,” kata Iklima salah seorang teman sekantor Gatot.
Kata Iklima, sampai saat ini belum ada kesulitan yang dihadapi teman sekantornya tersebut. “Biasanya juga kalau ada hal-hal yang dia tidak paham kadang bertanya sama kita, bagusnya pas kita jelaskan dia cepat barespon. Kita juga disini terkadang belajar-belajar bahasa isyarat sama dia,” ujarnya.

Menurut Iklima, meski banyak hal yang memerlukan komunikasi secara lisan dalam mengerjakannya, Gatot tetap bisa menyelasaikannya dengan baik. Sehingga dimata Iklima dan pegawai lainnya, Gatot memiliki kinerja yang cukup baik.

“Menurut saya kinerjanya cukup baik, soalnya kalau ada orang yang misalnya bertanya soal hal tertentu, lansung dia tunjuk orang yang punya kapasitas menjawab pertanyaan tersebut. Dan juga kalau ada berkas masuk, dia terima, tanda tangan, terus dia input ke komputer kemudian dia bagi itu ke tim-tim. Kaya umpamanya ada berkas yang di Palu Barat dia bagi ke tim ini begitu juga berkas berkas lain,” pungkas Iklima.

Kepala Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Palu, Singgih Prasetyo sendiri mengakui, jika pegawainya satu ini meski memiliki perbedaan dengan yang lain, namun soal kinerja tidak berbeda, bahkan terkadang juga bisa lebih bagus.
“Tidak ada bedanya, tidak ada masalah, dia mampu dan bagus kinerjanya,” katanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Difabel Bukan Penghalang Kinerja"

Post a Comment