Palu ‘Batal’ Jadi Tuan Rumah Temu Karya Budaya 2019


 Palu ‘Batal’ Jadi Tuan Rumah Temu Karya Budaya 2019


JAKARTA -  Akibat tragedi gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Palu - Donggala  (28/9/2018), dan melihat kondisi riil bangunan di lingkungan Taman Budaya Palu saat ini, Kepala UPTD Taman Budaya dan Permuseuman Sulteng Sri Romlah, mengakui bakal gagal menjadi tuan rumah Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia 2019.

"Saat itu menjelang adzan magrib. Saya bersama konsultan sedang mengecek pengaspalan jalan di lingkungan Taman Budaya. Lalu ke Teater Tertutup mengecek ruang praktik untuk seniman. Saat itu menjelang adzan magrib. Tiba-tiba gempa. Semua bergoyang. Saya terlempar beberapa meter. Lalu saya berusaha mengajak anak-anak saya yang sedang di Taman Budaya, naik mobil menyelamatkan diri," ujar Romlah diujung telpon dengan suara bergetar.  

Menurut Romlah, letak Taman Budaya tidak jauh dari laut, tepatnya Teluk Talise. Tak lama sesudah gempa, dari teluk itu air laut bangkit menyapu apa saja yang ada di daratan. Meski gedung-gedung Taman Budaya tidak ambruk, tapi retak-retak, dan terendam air sampai atap. Sehingga semua peralatan pentas dan pameran, serta berkas-berkas di dalamnya diperkirakan rusak.  Ia maupun stafnya belum berani memasuki gedung-gedung, takut terjadi gempa susulan. Beberapa unit mobil, yang sempat terseret dan terendam air serta lumpur,  kini kondisinya ringsek, kecuali mobil dia hanya tergores saja. 
Di berbagai sudut Taman Budaya, sampai kemarin (2/10/2018), masih ada beberapa jenasah yang belum dievakuasi. Sepanjang pengetahuan dia, jenazah-jenazah itu bukan karyawannya.
Sementara itu di permuseuman, yang juga menjadi tanggungjawabnya, tidak terjangkau tsunami. Namun jalan ke arah sana rusak, sehingga ia belum bisa ke sana, dan konsentrasi pada Taman Budaya.

Ditanya tentang kondisi rumahnya, Romlah mengucap syukur masih tetap berdiri bersama rumah-rumah tetangganya yang lain, tapi isinya sudah kosong. Ia bersama keluarganya belum berani kembali ke rumah, lebih memilih mengungsi di bawah tenda, dengan berbagai kendala yang dihadapi. Misalnya, tidak bisa menelpon/ terima telpon saudara dan teman-temannya di Palu, sehingga tidak tahu masih pada selamat atau tidak. Tapi dia bisa menerima/ menelpon interlokal. Tidak bisa mengambil uang di bank. Hanya di Bank Sulteng, tapi itupun jamnya dibatasi. Kanan kiri lingkungan rusak, sehingga membuat stres. Sementara untuk mendapatkan makanan tidak mudah.
Mau Konsultasi dengan Gubernur

Kembali ke masalah Temu Karya Taman Budaya 2019, Romlah berjanji suatu saat nanti  akan melapor dan konsultasi dengan Gubernur, juga dengan Direktur Kesenian Kemdikbud. Namun dengan melihat situasi yang ada, sulit bagi Taman Budaya menjadi tuan rumah, meskipun hal itu sudah menjadi impian sejak lama.

Saat Kabare.id  meliput "Pekan Seni Media" yang digelar Direktorat Kesenian Kemdikbud di Taman Budaya Palu, 26 Agustus 2018 - 2 September, Gubernur Sulteng Longki Djanggola berkomitmen mendukung Taman Budaya Palu sebagai tuan rumah Temu Karya Taman Budaya 2019. Bahkan mendesak Romlah agar segera mengajukan program dan anggarannya. Sikap ini spontan diapresiasi oleh Direktur Kesenian Restu Gunawan. [kabare]


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Palu ‘Batal’ Jadi Tuan Rumah Temu Karya Budaya 2019"

Post a Comment