Kunjungan Masykur (Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah dari Partai NasDem Selasa (30/10) di wilayah Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. (Ist) |
Rakyat Kecamatan Sirenja adalah masyarakat agraris. Namun
sekejap wilayah jadi porak poranda. Terparah ada di Desa Tanjung Padang, Tompe
dan Lende Ntovea. Parah karena tiga desa itu kini jadi terendam banjir
Rob. Sementara di desa lainnya rumah warga rusak terpapar gempa.
Sore itu sebelum gempa dan tsunami meratakan
pemukiman, warga sudah waspada karena pusat gempa sebelumnya berada di wilayah
ini dengan kekuatan magnitude 5,3 SR. Makanya tidak banyak korban
jiwa. Tercatat 10 orang warga meninggal akibat terhimpit reruntuhan bangunan.
Sebanyak 5 orang meninggal di Desa Lende Ntovea, 3 orang di Desa Sipi dan 2
orang di Desa Tanjung Padang di Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala.
Pas gempa besar datang disertai dengan dentuman letusan di
sekitaran pantai seketika itu juga sebagian warga yang masih berada dirumah
secepat kemampuan mereka lari meninggalkan rumah. Sebelumnya, sebagian besar
warga terutama perempuan, orang tua dan anak-anak sudah mengungsi saat gempa
pertama terjadi.
Akibat gempa dan tsunami tidak banyak yang disisakan.
Pemukiman padat dan ramai dengan aktifitas kenelayanan warganya tinggallah
puing-puing.
Satu bulan lebih pasca gempa besar, tetap masih seperti sama
pemandangannya sesaat setelah bencana besar Jum'at jelang magrib. Kini, hanya
puing yang nampak dipungut para pemilik rumah, sembari mengangkut sisa puing
rumah yang masih bisa dimanfaatkan, terutama yang dapat digunakan mendirikan
pondok darurat sementara. Karena memang faktanya hanya sebagian yang
mendapat bantuan tenda. Tenda hanya berguna di masa-masa kritis.
Sesudahnya tidak baik untuk kesehatan jika dalam waktu lama hidup di
tenda dengan beralaskan tanah.
Korban bencana di wilayah Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. (Ist) |
Namun berbeda dengan warga korban daerah lainnya, warga
pesisir pantai Sirenja kini mau tak mau harus "bersahabat"
dengan masalah bawaan baru pasca bencana gempa dan tsunami yakni banjir Rob.
Banjir Rob tiap hari menerjang dan menggenangi Dusun 1 dan 3
Desa Tompe, Dusun 1, 2 dan 3 Desa Tanjung Padang dan Dusun 1, 2 dan 3 Desa
Lende Ntovea.
Di tiga Desa tersebut sebanyak 773 Kepala Keluarga (KK)
tidak lagi memiliki rumah tinggal. Masing-masing 342 KK di Desa Tanjung Padang,
174 KK di Desa Lende Ntovea dan 275 KK di Desa Tompe. Kini, sebagian mereka
hidup di tenda pengungsian, sebagian lagi berinisiatif secara swadaya membangun
hunian sementara (Huntara) dari sisa puing bangunan rumah yang bisa
dimanfaatkan.
"Kami harus bangkit, menunggu Huntara dari pemerintah
sampai kapan belum ada kejelasan. Tidak mungkin kami terus menerus tidur di
tenda seadanya. Sudah tidak layak lagi karena malam hari pasti air laut naik
menggenangi lapangan dan tenda pengungsian. Lapangan bola Desa Tompe Kecamatan
Sirenja Kabupaten Donggala dijadikan tempat Huntara versi warga," ujar
Riswan.
Namun menurutnya, akibat genangan air laut dan hujan di
lokasi pengungsian ini bisa jadi sumber penyakit seperti malaria dan penyakit
lainnya. Sehingga tugas bersama selanjutnya bersama warga dihimbau jaga
lingkungan sekitar, terutama masalah sampah dan limbah lainnya.
Tasrifin Rajamusu, tokoh masyakat, menyarankan pemerintah
daerah perlu segera memutuskan soal lokasi hunian ratusan KK yang tidak punya
rumah. Kini muka air lau naik, sekitar 150 meter pesisir daratan di Desa Tompe
hilang. Ada beberapa lokasi yang bisa dipilih.
“Asal tidak jauh dari pantai yang penting aman dihuni. Ya,
jangan jauhkan nelayan dari laut karena sandaran hidup kami hanya di
laut,” katanya.
Ia melanjutkan, apalagi tidak lama lagi datang angin
barat, bulan November-Desember. Hal demikian butuh perhatian sejak dini. Pada
saat itu air laut akan naik tinggi sampai jauh ke wilayah daratan.
“Jadi yang perlu disegerakan tata hunian warga dan penuhi
alat produksi nelayan, agar bisa kembali beraktifitas seperti semula,”
jelasnya. [bergelora]
0 Response to "Rakyat Pesisir Sirenja, Hidup Diantara Puing dan Langganan Banjir Rob"
Post a Comment