DONGGALA - Sejumlah petani di Donggala, Sulawesi
Tengah, sulit bertani kembali pascabencana gempa dan tsunami menimpa daerah
itu. Mereka kekurangan alat pengolahan lahan pertanian.
''Kami tidak lagi memiliki hand tractor untuk
kembali bertani,'' kata Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Tanjung Padang,
Kecamatan Sirenja, Moh Rum Yojolome, seperti dikutip Antara, Senin
(12/11/2018).
Rum mengatakan alat pertanian seperti hand tractor tidak
bisa lagi dioperasikan kerena rusak ditimpa bangunan akibat bencana gempa dan
tsunami. Desa Tanjung Padang menjadi salah satu wilayah terdampak gempa dan
tsunami yang cukup parah. Banyak rumah warga yang rusak dihantam tsunami,
termasuk sawah dan sarana penunjang kegiatan bertani warga turut rusak karena bencana
itu.
Rum mengatakan saat ini petani masih berhitung untuk
mengolah sawah, karena terkendala dengan tidak adanya hand tractor yang
bisa digunakan. Hand tractor yang ada sudah rusak.
''Secara umum itu hambatan utama petani di Kecamatan
Sirenja, sehingga keinginan untuk kembali turun ke sawah masih menunggu respons
dari pemerintah daerah,'' katanya. ''Harapannya bisa segera disahuti.''
baca juga :
Pemprov Sulteng Diminta Bangun Huntara Secara Merata
Anggota DPRD Sulawesi Tengah, Muh Masykur, mengatakan
Pemerintah Kabupaten Donggala diharapkan dapat segera menjawab desakan petani.
''Jangan sampai kesediaan petani untuk bangkit keluar dari situasi duka bencana
selangkah lebih maju dibanding kesiapan Pemkab Donggala menjalankan program
pemulihan secara bertahap,'' ujar Masykur.
Terkait bantuan alat mesin pertanian (alsintan), Masykur
mendesak Pemkab Donggala, melalui dinas terkait untuk segera melakukan
percepatan realisasi pelaksanaan program. ''Memang kondisinya memaksa kita
melaksanakan hal tersebut. Ini demi kemaslahatan warga,'' kata Ketua Fraksi
Nasdem di DPRD Sulteng itu.[republika/antara]
0 Response to "Petani Donggala Sulit Bertani Pasca Gempa-Tsunami Palu"
Post a Comment